Jangan Terlena Arus Teknologi


Pada abad teknologi dan komunikasi ini, banyak pengaruh global yang masuk ke negara-negara berkembang. Seringnya manusia tidak menyadari apakah cepatnya perkembangan arus teknologi dan komunikasi tersebut hasilnya akan memudarkan nilai-nilai kebudayaan negeri sendiri dan mengikis nilai moral  bangsa ataukah tidak. kecenderungan masyarakat menerima secara instan dan kurang berpikir dampaknya secara luas. Bertambahnya jejaring sosial sosial seperti facebook yang masih mendominasi jejaring sosial pertama di dunia, di susul dengan twitter, skype, dan banyak lagi media online lain yang bermuncul yang bisa menambah pertemanan dengan jutaan orang di seluruh dunia. Tanpa bertemu muka atau face to face, seseorang sudah bisa melakukan jual beli di dunia maya tanpa bisa langsung secara konkrit melihat barangnya. Hal itu menguntungkan karena pembeli tidak perlu jauh-jauh pergi ke tempat yang ingin dituju. Cukup membuka situs jual-beli online seseorang sudah bisa memesan barang, hanya dalam waktu beberapa hari. Barang sudah bisa sampai.
Menghasilkan uang melalui media online jika seseorang kreatif maka ia akan menciptakan produk-produk untuk di jual sebagai penambah penghasilan pribadi. Di sisi lain, banyak terjadi penipuan yang dilakukan  toko online dimana ketika seseorang sudah melakukan pemesanan dan pembayaran namun barang tidak dikirim. Contohnya, teman penulis yang membeli alat elektronik seharga Rp 500.000,00 di situs online dan sudah melakukan pembayaran. Barang yang sudah ditunggu berhari-hari tidak kunjung datang, sampai akhirnya dia menelpon si penjual namun kecewa karena nomor teleponnya sudah tidak bgisa dihubungi lagi. Berarti telah terjadi penipuan dalam berjualan online dan ini perlu mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah untuk membuat undang-undang tentang penipuan secara online agar mendapatkan sanksi hukum yang berat.
            Era gadget yang semakin merebak luas menjadikan masyarakat terutama anak pemuda semakin gandrung dengan gadget terbaru yang terus bermunculan seperti smartphone Blackberry, Android, Ipad, Tablet, dan lain-lain. Gaddget sudah bisa memudahkan pemiliknya untuk melakukan berbagai aktivitas,  apalagi dengan kemunculan tablet yang lebih simple daripada laptop. Tidak perlu membawa berat karena bentuknya yang tipis dan multifungsi.  Kebutuhan mnasyarakat yang semakin kompleks membuat gadget makin dibutuhkan penggunanya. Orang cenderung ingin sesuatu yang instan dan cenderung menyibukkan diri dengan gadgetnya. Lihat saja di tepi jalan raya, di pusat perbelanjaan, di kampus, di taman kota, di sekolah, dan lain sebagainya berapa banyak yang memegang gadget dan seolah-olah tidak bisa lepas darinya. Dari pagi hingga malam gadget tidak pernah lepas dari genggaman mereka.
            Kehadiran buku sebagai referensi, sebagai literatur ataupun sekadar bahan bacaan nampaknya kurang menarik lagi bagi anak muda. Mereka lebih tertarik dengan hal-hal yang berbau hiburan saja misalnya game online, chatting, video call, dan lain-lain. Anak muda semakin malas untuk membaca buku karena di gadget mereka sudah bisa membuka segalanya. Bahkan bisa membeli buku secara online. Namun, nampaknya untuk membaca tentang yang berbau akademik pun anak muda seakan-akan enggan. Dan mereka menomersekiankan membaca yang berhubungan dengan mata pelajaran atau program studin mereka. Padahal banyak membaca itu dapat membuka mata hati kita dan jendela dunia secara luas. Dengan membaca kepekaan kita mulai terlatih, kita bisa mengurangi ego kita karena banyak membaca bacaan yang bermanfaat sehingga bisa menggugah hati kita. Misalnya kita membaca tentang keislaman, tentang kisah hidup seseorang yang telah menjadi sukses, tentang penyakit sehingga kita lebih peduli terhadap kesehatan, ataupun tentang ilmuan-ilmuan yang dapat menginspirasi  kita. Jadi, kita hidup tidak sekadar santai-santai asal senang namun hidup itu banyak sekali pengorbanan dan perjuangan.
Orang yang bahan bacaannya kurang cenderung sempit wawasannya, mereka hanya tahu berita yang upadate saja tanpa tahu maknanya. Orang yang demikian itu hanya mengalir mengikuti arus pekembangan tanpa mengetahui dampak positif dan negatifnya. Mereka kurang mengetahui permasalahan moral yang semakin merosot dan realita sosial yang semakin memilukan di tengah gencarnya teknologi dari dunia barat. Padahal sebagai generasi muda kita patut melestarikan nilai-nilai budaya dan moral. Menjaganya agar tetap utuh di masa mendatang dan tidak tergerus kemajuan jaman dari sisi negatifnya.  Pengalaman tidak hanya kita cari di lapangan atau di lingkungan sekitar namun bisa lewat membaca karena ilmu dan pengetahuan akan semakin bertambah dan bisa membuat kita lebih bijaksana dalam menyikapi kehidupan. Banyak sekali pelajaran dan pengalamn yang tidak secara langsung kita dapatkan di lapangan. Tak disangkal sebagai manusia, kita ingin cerdas, banyak wawasan, dan pengalaman. Kenapa tidak menjadikan membaca sebagai penambah wawasan selain mencari pengalaman di lapangan? Kunci sukses menurut penulis adalah patuh pada orang tua, berusaha dan berdoa. Yakin dan optimislah bahwa apa yang kita cita-citakan akan tercapai jika kita melakukannya dengan ikhlas.

By Anita

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar